Dari peristiwa wabah penyakit sampar di mawale sebagai
pemukiman awal suku minahasa inilah dimulai adanya pencarian pemukiman baru
diluar lokasi perkampungan mawale. Setelah diputuskan oleh para tonaas maka
bagi masyarakat yang ingin pindah atau mencari pemukiman baru maka diberikan
kesempatan untuk menentukan lokasi, dan pada akhirnya disepakati lokasi yang
baru berada disebelah timur mawale yang pada saat itu dikenal dengan Timbukar Kamanga,
dan saat sekarang ini berlokasi di bagian utara desa tonsewer dan berada di
kepolisian desa sendangan hingga talikuran. Timbukar Kamanga merupakan dua suku
kata yaitu, timbukar berasal dari kata dasar timbuk yang berarti melobangi dari
dua arah, sedangkan kamanga berasal dari kata kamang yang berarti anugerah atau
berkat. Intinya timbukar kamanga merupakan suatu lokasi pemukiman yang dihuni
oleh dua taranak, dimana taranak timbukar menghuni bagian selatan dan pemukiman
taranak kamanga berada di sebelah utara.
Rano I kamang, situs waruga dan batu tantering adalah
peninggalan sejarah pemukiman Timbukar kamanga ini yang masih dapat dilihat
sampai sekarang, disamping penemuan benda arkeologi lainnya. Yang semuanya itu
tentu memiliki nilai sejarah, sakral bagi masyarakat kita saat ini. Timbukar
merupakan momentum awal orang mawale menyebar ditandai dengan adanya penduduk
asli (mawale) dan pendatang (timbukar). Bahwa dari sinilah filosofi persatuan
dan kesatuan di implementasikan yaitu: ,sa cita esa metared cita, sa cita
metared esa cita, yang artinya , jika kita satu berpisah kita, jika kita
berpisah satu kita.
Filosofi ini tumbuh didasari dengan nilai-nilai kesatuan dan
kekeluargaan yang hampir pecah dimana adanya pertentangan antar masyarakat yang
menganggap pencarian/ perpindahan ke pemukiman baru harus serentak dan
bersama-sama dan kelompok masyarakat yang lain masih ingin tinggal di mawale.
Pada saman inilah peradaban masyarakat mawale tinggal bagian kecil dan
perkampungan timbukar menjadi perkampungan yang ramai dan mulai munculnya
dewa-dewi dan penyembahan pada yang kuasa. Perkampungan Timbukar ini masih
bertahan sampai pada abad kesepuluh dan sebelas.
Lokasi timbukar merupakan lokasi dan tempat awal pembuatan
waruga, dimana tempat ini memiliki bahan dasar batu pembuatan waruga mula-mula.
Timbukar ini juga merupakan hulu dari sungai timbukar saat ini, yang diyakini
merupakan jalur saat leluhur Toar serta rombongannya menelusuri sungai timbukar
dan berakhir dan menetap di lokasi Mawale yang dijadikan pemukiman awal suku
Minahasa. Sedangkan lokasi Kamanga merupakan tempat awal diadakannya ritual
keagamaan, tradisi rumeindeng dan mangaley dimana lokasi ini berhadapan
langsung dengan matahari yang merupakan titik pusat penyembahan suku Minahasa
purba. Dalam tradisi lama penyembahan matahari selalu dikaitkan dengan ‘mantang
I endo’ yang intinya selalu menghadap arah matahari.
0 komentar:
Posting Komentar